BAKAR TONGKANG DI BAGAN SIAPI-API
Sejarah tradisi tersebut diawali dari perjalanan sekelompok orang asal Tionghoa yang berasal dari Propinsi Fujian, Cina guna mencari penghidupan yang lebih baik. Sekelompok orang tersebut pergi merantau dan menyeberangi lautan dengan menggunakan kapal kayu yang masih sederhana. Di tengah laut, rombongan orang ini mengalami kebimbangan dan kehilangan arah. Mereka pun berdoa pada Dewa Kie Ong Ya yang ada di kapal agar diberi penunjuk arah daratan yang akan mereka tuju. Akhirnya, di tengah keheningan malam mereka melihat ada seberkas cahaya. Mereka pun mengikuti arah cahaya tersebut hingga sampailah mereka ke daerah daratan Selat Malaka. Mereka yang tergabung dalam rombongan tersebut terdiri dari 18 orang, dan semuanya memiliki marga Ang. Bertepatan pada penanggalan Imlek bulan kelima yakni tanggal 16, para perantau akhirnya berhasil menginjakkan kaki di daratan tersebut. Mereka menemukan lokasi yang sangat potensial untuk kehidupan. Mereka pun menyadari bahwa di sana terdapat banyak sekali ikan laut, dengan penuh rasa sukacita mereka pun berburu menangkap ikan untuk kebutuhan hidup. Dan mulailah mereka bertahan hidup di tanah perantauan tersebut. Selanjutnya sebagai bentuk ungkapan terimakasih mereka kepada Dewa laut Kie Ong Ya yang mereka anggap telah menunjuki jalan hidup kepada mereka, akhirnya dilakukanlah upacara membakar Tongkang tersebut sebagai sesajen kepada dewa laut